1.
Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau
menyusu krn masih kenyang, perahlah / pompalah ASI. Ingat ! produksi ASI
prinsipnya based on demand sama spt prinsip pabrik. Jika makin sering
diminta (disusui/diperas/dipompa) maka makin banyak yg ASI yg
diproduksi.
2. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui.
Bahasan ini masih terkait dg point di atas. Makin sering dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.
3. Yg tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan RELAKS.
KONDISI PSIKOLOGIS ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI
eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu
menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu
menyusui. Ingat : 1 pikiran “duh ASI peras saya cukup gak ya?” maka pada
saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon
oksitosin (produksi ASI) utk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI
menurun.
Relaks saja ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah.
Jika ayah mendukung maka ASI akan lancar.
Mendukung bisa dg berbagai cara mulai dari menyemangati istri
hingga hal2 lain spt menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi utk disusukan ke ibunya, dsbnya.
4. Hindari pemberian susu formula.
Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya masih sedikit
atautakut anak gak kenyang, banyak yg segera memberikan susu formula.
Padahal
pemberian susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak
lancar. Anak relatif malas menyusu atau malah bingung puting terutama
pemberian susu formula dg dot. Begitu bayi diberikan susu formula, maka
saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume ASI makin
berkurang. Makin sering susu formula diberikan makin sedikit ASI yg
diproduksi.
5. Hindari penggunaan DOT, empeng, dkknya
Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun memilih susu formula)
berikan ke bayi dg menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu memberikan
dg dot, maka anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion).
Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu
dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap
di
sekitar puting payudara) ibu masuk ke mulut bayi. Akhirnya, si kecil
jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa
sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya
dengan menekan sedikit saja
dotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot dsbnya.
6. Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau
konsultasi dg klinik laktasi. Disana ibu dan ayah mendapatkan masukan
secara teknis agar ASI tetap optima.
7. Ibu menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.
8. Lakukan perawatan payudara : Massage / pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin bergantian.
Agar ASI lancar di awal masa menyusui
(Diterjemahkan Luluk dari artikel “How to Get Your Milk Supply Off to a Good Start”)
Idealnya proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi
yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri utk menyusu pada ibunya di
20 – 30 menit setelah ia lahir. Itupun jika ia tidak mengantuk akibat
pengaruh obat ataupun anastesi yang diberikan ke ibu saat proses
melahirkan.
Di
jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki
kemampuan bawaan utk melakukan proses latch-on (proses masuknya sebagian
besar ke dalam mulut
bayi hingga ia dapat “mengunci” dan menyusu dg baik) dan menyusu dengan
baik. Riset menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang diletakkan di perut
ibu sesaat setelah ia lahir, akan mampu mencari payudara ibu dan menyusu
dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 50 menit.
Memisahkan
bayi dari ibunya sebelum hal tsb dilakukan akan membuat bayi kehilangan
kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya utk
menyusu pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami
hambatan. Oleh karena itu, pastikan bahwa bayi mendapatkan kesempatan
utk melakukan proses inisiasi menyusui
paling tidak satu jam pertama setelah ia lahir. Hal ini akan menunjang proses lancarnya ASI di kemudian hari.
Meskipun
proses menyusui dapat segera ibu lakukan setelah bayi lahir, beberapa
bayi nampak tidak dapat latch on dengan baik setelah ia lahir. Hal ini
disebabkan pengaruh epidural atau anastesi lainnya yang diberikan ibu
selama masa melahirkan. Beberapa jenis anastesi mengurangi refleks bayi
mencari payudara ibu dan menyusu pada ibunya, juga
meningkatnya temperatur tubuh bayi dan tangisan bayi
Namun perlu dipahami bahwa jika bayi tidak dapat menyusu setelah ia lahir
bukan akhir dari segalanya. Segera minta bantuan dari ahli laktasi jika
bayi sulit menyusui atau melakukan latch on. Sehingga problem tersebut
dapat segera diatasi. Selanjutnya, semakin seringnya bayi disusui makin
meningkatkan reseptor hormon prolaktin
Jika menyusui di jam-jam pertama kelahiran tidak dapat dilakukan, alternatif
terbaik berikutnya adalah memerah ASI atau pompa ASI selama 10-20 menit
tiap 2 hingga 3 jam sekali, hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tsb
dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek
samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi. Jika ibu melahirkan
di RS atau di klinik melahirkan, biasanya disediakan breastpump
elektrik dan ibu butuh bantuan menggunakannya. Perawat, konsultan
laktasi ataupun bidan dapat membantu ibu dalam menggunakan alat tsb.
Suasana
yang menyenangkan, tenang dan nyaman akan membantu saat-saat berduaan
dan terciptanya bonding antara ibu dan bayi. Meskpun tidak mudah membuat
suasana spt it di RS, namun adanya dukungan, support dan kenyamanan
akan membantu ibu dalam proses makin lancarnya produksi ASI.
Menyusui Pasca Melahirkan dengan Operasi Cesar
Ibu yang melahirkan dengan cara operasi cesar
(c-sections) seringkali sulit menyusui bayinya segera setelah ia lahir.
Terutama jika ibu diberikan anastesi umu. Ibu relatif tidak sadar untuk
dapat mengurus bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Meskipun ibu
mendapat epidural yang membuatnya tetap sadar, kondisi luka operasi di
bagian perut
relatif membuat proses menyusui sedikit terhambat. Sementara itu, bayi
mungkin mengantuk dan tidak responsif untuk menyusu, terutama jika ibu
mendapatkan obat-obatan penghilang sakit sebelum operasi. Beberapa
penelitian menyimpulkan bahwa proses melahirkan dengan cesar akan
menghambat terbentuknya produksi ASI. Meskipun demikian, menyusui
sesering mungkin setelah proses kelahiran dg cesar akan meminimalisasi
masalah-masalah tsb. Bahkan beberapa ibu yang melahirkan dg cesar
memiliki produksi ASI yang berlimpah.
Kehebatan Kolostrum
Tiap ibu perlu mengetahui dan menghargai betul betapa berharganya kolostrum.
Kolostrum, cairan bening kekuningan yang sering disebut “Pre-milk”, akan
diproduksi di hari-hari pertama menyusui. Kolostrum, kemudian disusul
dengan ASI “matang”, akan menjaga dan melindungi bayi seperti plasenta
saat ia dalam kandungan ibu. Kolostrum relatif rendah lemak dan
karbohidrat, tetapi kaya akan protein. Kandungan tsb sangat tepat sesuai
dengan kebutuhan bayi di hari-hari pertama. Kolostrum mudah dicerna dan
mengandung sel-sel hidup yang memberikan proteksi terhadap berbagai
bakteri, virus dan alergen.
Kolostrum
ini akan melindungi bagian dalam usus bayi dan menjaganya dari absorpsi
substansi-substansi yang dapat menyebabkan terjadinya alergi. Faktor
imun seperti IgG dan IgA sangat banyak jumlahnya dalam kolostrum
dibandingkan dengan ASI matang.
Kedua zat imun tsb akan menstimulasi dan meningkatkan
sistem imun bayi. Dan penelitian menunjukkan bahwa manfaat tsb akan
terus didapatkan bayi selama hidupnya. Lebih jauh lagi, kolstrum beraksi
sebagai laxative (“obat pencuci perut”) yg efektif, mulai dari membuang
meconium dari usus, hingga memecahkan bilirubin (substansi yg dapat
membuat bayi menjadi kuning).
Dua
minggu kemudian, kolostrum akan berubah komposisi menjadi ASI matang.
Namun kondisi tsb tidak terjadi secara sekaligus. Kolostrum akan secara
perlahan berubah menjadi ASI matang. Karena itu ASI yang dihasilkan di
saat-saat tsb terlihat lebih kekuningan dibandingkan ASI yg dihasilkan
kemudian.
Terkadang kita jumpai beberapa ibu yang belum dapat menghasilkan ASI di awal
setelah kelahiran bayinya. Ibu-ibu yang tidak melihat kolostrum saat
menyusui bayinya akan merasa khawatir jika dirinya tidak dapat
memproduksi ASI. Namun, kenyataan bahwa tidak terlihatnya ASI saat bayi
menyusu, bukan berarti ASI (kolostrum) tidak keluar. Kolostrum yang
dihasilkan ibu umumnya diproduksi dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu sekitar 7.4 sendok teh
(36.23 ml) per harinya. Atau sekitar 1.4 hingga 2.8 sendok teh
(6.86-13.72 ml) sekali menyusu. Dan jumlah yang sangat sedikit tsb akan
segera diminum dan ditelan oleh bayi . Kenyataan bahwa warna dari
kolostrum yang bening kekuningan dan tampak spt air liur menyebabkan
kolostrum sulit untuk diidentifikasi. Sehingga tak jarang ibu yang
merasa ASInya belum keluar, padahal ASI (kolostrum) nya sudah keluar.
Memerah ASI di awal-awal pasca melahirkan akan terasa sulit, karena
payudara terasa bengkak. Disini ibu membutuhkan bantuan dari konsultan
laktasi. Selanjutnya seiring dengan waktu dan makin seringnya ibu
memerah ASI, maka ibu akan lebih terampil dalam memerah ASI.
Karena sedemikian berharganya kolostrum, maka pastikan
ibu memberikannya ke bayi meskipun hanya dalam jumlah yg amat sangat
sedikit. Kolostrum ini akan menjadi hadiah yang tak ternilai harganya
utk anak. Karena manfaatnya yang demikian hebat, maka segala macam upaya
dalam memberikan kolostrum akan menjadi hal yang patut diperjuangkan.
Rooming-In (Rawat Gabung)
Banyak
RS yang menawarkan pilihan agar bayi dapat terus bersama ibunya selama
24 jam. Kondisi ini dinamakan rawat gabung. Meskipun selama ini banyak
RS yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi, terpisah dari
ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah
medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meskipun
sesaat Bahkan makin seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung
(skin-to-skin contact) dengan bayi akan membantu menstimulasi hormon
prolaktin dalam memproduksi ASI (Hurst 1997). Karena itu pada tahun
2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar
ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu
untuk segera menyusui bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya. Semua
kondisi tsb akan membantu kelancaran dari produksi ASI.
Susui bayi sesering mungkin
Seperti
yang telah diketahui bersama, ibu harus menyusui sesering mungkin
kapanpun bayi menginginkannya. Ini berarti, paling tidak tiap 2 hingga 3
jam sekali dan tiap 4 hingga 5 jam di malam hari dari 8 hingga 12 kali
menyusui selama 24 jam. Coba kalkulasikan berapa lama bayi menyusu,
mulai dari awal hari menyusu hingga akhir hari. Umumnya bayi menyusu
kira-kira 20-40 menit sekali menyusu, tapi bukan berarti ibu harus
melihat jam dan mengukur lamanya bayi menyusui. Di minggu-minggu pertama
menyusui, terutama saat bayi baru lahir, hari-hari ibu terasa hanya
diisi dengan kegiatan menyusui saja. Saat bayi baru selesai menyusui,
ibu harus menyusu kembali. Ini sangat lumrah terjadi. Sebelum ASI matang
keluar, bayi akan terasa begitu rakus menyusu. Hal ini disebabkan
lambung bayi yang begitu kecil, sehingga mereka mudah lapar
Makin
sering bayi menyusui akan memperbanyak ASI yang diproduksi. Hal ini
disebabkan oleh stimulasi maksimum dari reseptor-reseptor prolaktin yang
akan memicu produksi ASI dalam jumlah sebanyak mungkin. Bulan pertama
menyusui adalah masa pembelajaran utk bayi. Di bulan tsb, ia berusaha
menguasai betul bagaimana teknik menyusui yang tepat Hingga masuk ke
bulan berikutnya, ia dapat menyusu dengan baik dalam waktu yang singkat.
Dengan selalu berada di dekatnya, Ibu dapat memastikan tanda-tanda awal
bayi lapar (mimik muka tanda haus, dsbnya).
Jadi
ibu dapat segera menyusuinya sebelum bayi kelaparan dan menangis karena
stres. Jika hal ini dilakukan, ibu dan orang sekitar ibu akan terhindar
relatif jauh dari stres.
Seiring
waktu, ibu tidak selalu menghabiskan waktu dengan menyusui sepanjang
hari. Ingatlah bahwa ibu dalam masa pemulihan pasca melahirkan, sehingga
ibu butuh banyak istirahat. Menyusui adalah cara alami untuk memastikan
ibu dapat berisitrahat dengan baik. Terutama di sela waktu menyusui.
Ibu dapat beristirahat saat bayi sedang tidak menyusu. Semakin
bertambahnya waktu juga, bayi akan memiliki pola menyusui. Sehingga ibu
dapat mengatur waktunya dengn baik.
Pola
menyusui yang bayi atur akan sangat spesifik sesuai dengan
kebutuhannya. Mulai dari kebutuhan emosinya hingga kebutuhan
fisiologisnya. Dan pola menyusui tsb akan terus berubah sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
Lindungi diri dengan lingkungan yang supportif
Masa
menyusui adalah masa yang paling sensitif dalam kehidupan ibu. Baik
secara fisik ataupun emosional. Begitu ibu mulai menyusui, ibu butuh lingkungan yang supportif, yang mendukung ibu dari berbagai keraguan dan kritikan. Menyusui memang hal biologis yang wajar.
Namun di dalam masyarakat, kita masih sering menjumpai orang-orang yang tidak nyaman dengan
keberadaan ibu menyusui. Dan orang-orang ini akan banyak melontarkan
pertanyaan-pertanya an yang sinis seputar produksi ASI ibu.
Hal ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan yang mereka ketahui tentang menyusui
dan kadang dipengaruhi oleh anggapan yang salah tentang payudara dari
segi sexual. Disini lah ibu butuh banyak dorongan dan dukungan positif.
Jangan pedulikan tanggapan negatif yang dapat mengganggu kenyamanan dan
rasa percaya diri ibu akan ASI dan menyusui.
Memang
tidak mudah menjaga jarak dari orang-orang yang tidak mendukung ibu
dalam hal menyusui. Namun ingatlah bahwa ibu butuh suasana dan
lingkungan yg kondusif demi keberhasilan ASI eksklusif. Ingatlah selalu
bahwa bayi ibu butuh air susu ibu. Ingatlah selalu akan hal ini diatas
segala kritikan dan tekanan. Jika ibu sulit menghadapi berbagai kritikan
dan tekanan, mintalah bantuan suami ataupun orang lain yang dapat
membantu ibu untuk menghadapi hal tsb.
Mungkin
ibu berpikir, “Bagaimana jika orang yg tidak mendukung saya adalah ibu
saya atau ibu mertua saya ? Bagaimana cara utk menghadapinya ?”. Banyak
eyang baru yang tidak berhasil menyusui anaknya saat ia bayi. Beberapa
eyang yang sedih akan berupaya sedemikian rupa membantu agar anaknya
ataupun menantunya sukses menyusui bayinya. Namun ada juga
eyang yang justru menjadi defensif. Mereka akan berupaya mempertahankan
pendapatnya agar diberikan susu formula dan menganggap menyusui adalah
hal yang menyebalkan. Nah tahukah anda pengalaman ibu anda ataupun ibu
mertua anda dalam hal menyusui ?! Tanyakan hal ini kepada mereka.
Dengarkan cerita dan pengalaman mereka saat menyusui dulu. Dengan
demikian, anda mendapatkan informasi, dukungan ataupun masalah teknis yang mungkin anda belum
dapatkan. Hal ini akan mengetahui bagaimana perjuangan mereka dahulu dan
bagaimana anda mengetahui betul bahwa mereka adalah orang tua yang
baik.
Dengan
menunjukkan empati dan mendengarkan pengalaman mereka, anda akan
mendapatkan dukungan ataupun masukan yang baik dalam menyusui.
Kewajiban lainnya
Di
minggu-minggu pertama menyusui, ibu akan terfokus pada perawatan anak,
menyusui dan merawat diri sendiri. Tanggung jawab lainnya tidak akan
terlalu menjadi perhatian. Jika anda memiliki anak yang lebih besar
(akak dari bayi), anda perlu memperhatikan mereka juga. Padahal
anda harus membagi perhatian utama ke bayi dan anda sendiri. Mintalah bantuan kepada suami
ataupun pengasuh yang akan membantu anda dalam memenuhi kebutuhan utama sang kakak.
Biasanya
teman ataupun kerabat akan mengunjungi ibu di awal-awal pasca ibu
melahirkan. Di saat spt ini ibu seringkali merasa tidak dapat leluasa
menyusui bai ataupun utk beristirahat. Jika hal ini terjadi, katakanlah
secara perlahan dan sopan kepada tamu bahwa ibu butuh waktu untuk
menyusui ataupun istirahat. Jika tamu tsb tetap memaksa utk tinggal,
maka cara terbaik adalah membatasi waktu berkunjung. Atau ibu dapat
menjelaskan secara perlahan bahwa ibu butuh istirahat.
Istirahat di tempat tidur
Tahukah
anda bahwa istrihat di tempat tidur di hari-hari pertama menyusui
adalah kunci awal keberhasilan menyusui. Ibu dapat membawa buku atau
majalah ataupun tv untuk dibawa ke kamar ibu. Siapkan juga snack dan
minuman di dekat tempat tidur. Jadi ibu hanya berdiri jika ke
kamar mandi. Meluangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri dan menyusui
bayi kapanpun ia inginkan, akan membantu kelancaran ASI. Jika perlu
jelaskan ke tiap orang bahwa ini adalah “perintah dokter” jika ibu butuh
justifikasi.
Pasca
melahirkan, banyak dokter yang menginstruksikan kepada ibu utk
melakukan hal diatas. Karena meskipun ibu merasa senang dan segar, tubuh
ibu tetap butuh istirahat banyak utk memulihkan diri pasca melahirkan.
Jika ibu tidak istirahat di awal-awal pasca melahirkan, maka beberapa
bulan berikutnya akan terasa lebih sulit. Dan hal ini jelas akan
mempengaruhi produksi
dari ASI.
Masak dan pekerjaan rumah
Dari
sekian banyak tanggung jawab, ada 2 hal yang sebaiknya tidak ibu
lakukan sendiri, yaitu masak dan pekerjaan rumah. Mintalah bantuan teman
ataupun keluarga utk dapat membantu ibu menyiapkan makanan. Jadi jika
ada banyak tamu yang datang membawakan banyak makanan,
simpanlah dalam kulkas utk cadangan makanan ibu nanti. Biasanya banyak
tamu yang berpikir jika mereka membawa makanan akan jauh lebih
bermanfaat utk ibu pasca melahirkan.
Pekerjaan
rumah, terutama di hari-hari saat ibu melahirkan, akan terasa sangat
menumpuk. Ini bukan waktunya utk ibu memikirkan hal-hal resik spt ini.
Meskipun banyak yang sudah membantu membersihkan rumah dsbnya. Jangan
pedulikan hal-hal yang detail, terutama menyangkut urusan keapikan
rumah, selama masa awal menyusui.
Jangan
paksakan diri utk membereskan pekerjaan rumah, terutama di awal pasca
melahirkan. Mintalah bantuan orang lain. Beritahukan mereka dimana letak
piring akan menghemat energi ibu daripada mengerjakannya sendiri.
Ingat dan ingatlah selalu bahwa urusan rumah bukanlah tanggung jawab
anda saat ini. Tiap orang yang bertamu akan mengerti bagaimana rasanya
menjadi seorang ibu. Sehingga mereka tidak akan menuntut rumah selalu
terlihat rapi. Seorang ibu menyusui yang mengatakan:
“Memang
melakukan sesuatu tidak semudah mengatakan sesuatu. Semua orang bilang
saya hanya boleh menyusui saja. Santai dan jangan memikirkan urusan
rumah. Jangan hiraukan. Konsentrasi menyusui saja. Lupakan urusan lain.
Saya pikir saya tidak akan menghiraukan nasehat itu, Ini sama saja saya
membiarkan diri saya sendiri bermalas-malasan. Padahal saya dapat
melakukannya meski saya harus mengurus dan menyusui bayi saya. Saya
tidak mengerti kenapa tiap orang menyarankan hal tsb”.
Jawabannya
hanya satu : Jangan biarkan energi ibu habis untuk hal yang tidak
perlu, meski itu sekecil apapun. Simpan energi ibu untuk menyusui bayi.
Pengasuh pasca melahirkan (Postpartum Doula Care )
Banyak
ibu yang memilki suami ataupun keluarga yang begitu mendukung dan
membantu semua urusan ibu. Namun ada hal lain yg ibu butuhkan selain hal
tsb.Selain merawat bayi, ibu juga perlu merawat dan memanjakan diri
sendiri. Terkadang ibu juga merasa kebingungan dalam merawat bayi baru
lahir. Disinilah ibu butuh bantuan dari doula. Doula adalah orang
(biasanya wanita) profesional yg membantu ibu dalam merawat bayi dan
memberikan dukungan dalam
menyusui. Banyak juga doula yg ikut membantu ibu dalam proses persalinan, meski banyak juga yg membantu ibu pasca melahirkan.
Doula
juga dapat membantu ibu dalam mengurus rumah, mengasuh sang kakak dari
bayi, ataupun merawat anda. Kehadiran doula bukan hanya utk membantu
hal-hal tsb diatas, tetapi juga membantu memastikan ibu agar tetap
percaya diri selama proses menyusui dengan bayinya.
Saat
ibu memilih menyewa doula, tanyakan betul bagaimana filosofinya tentang
perawatan bayi. Apakah ia percaya bahwa bayi disusui kapanpun bayi
menginginkan atau ia lebih meyakini agar proses menyusui dilakukan
berdasarkan jam? Apakah dia lebih suka bayi tinggal sekamar bersama ibu,
atau ia lebih suka bayi dirawat olehnya ? Apakah ia mengerti betul
tentang masalah-masalah menyusui ? Apalah dia menyarankan ibu untuk
menemui konsultan laktasi jika ibutuhkan ? Dengan mengetahui betul
filosofi dari doula yg akan ibu sewa, maka ibu dapat memastikan
kelancaran berbagai urusan di rumah dan proses menyusui. Dan apabila ibu
memiliki berbagai pertanyaan atau sekedar ingin mengetahui berbagai hal
seputar menyusui, ibu dapat menghubungi ahli laktasi.
Makan, minum dan tidur nyenyak
Agar
anda memiliki tenaga utk menyusui dan merawat bayi, anda butuh makanan
yang bergizi, banyak cairan dan tidur yang banyak. Jangan melewatkan
saat makan. Bahkan, ibu perlu makan snack bergizi di sela-sela waktu
makan. Secara umum, jumlah dan kualitas makanan sangat perlu
diperhatikan bagi ibu menyusui. Meski tubuh ibu akan membuat ASI yang
bagus (berkualitas) meskipun ibu makan makanan yg kurang gizi. Makan
makanan yang bergizi akan
mengembalikan tubuh ibu ke kondisi prima. Karena itu nikmatilah waktu makan dengan baik.
Minuman
juga perlu diperhatikan. Minumlah saat ibu merasa haus. Ingatlah, minum
dalam volume yang banyak tidak akan memperbanyak ASI. Air adalah cairan
terbaik. Meskipun ibu dapat minum the yg tidak berkafein jika ibu
menginginkannya. Buah dan jus jeruk juga sangat
bermanfaat karena gizinya yg baik. Tapi jika anda minum jus yang ada
dalam kemasan, pastikan anda membaca label kemasan. Pastikan tidak ada
gula di dalamnya. Gula dalam jus kemasan
hanya akan menambah kalori yang tidak diperlukan tubuh. Beberapa ibu
merasa jika ia minum banyak jus jeruk, maka bayinya menjadi rewel.
Demikian juga dengan susu sapi. Beberapa bayi sensitif thd protein dari
susu sapi yg ada di dalam ASI. Meski hanya sedikit ibu yg mengalaminya.
Ada
anggapan bahwa ibu harus minum susu agar dapat membuat ASI. Anggapan
ini tidak benar. ASI dibuat dari berbagai nutrien yg ada dari berbagai
sumber. Jadi bukan hanya dari susu. Banyak ibu yang tidak minum susu dan
tidak ada masalah dalam produksi ASInya.
Selain urusan makan dan minum, hal lain yg perlu ibu
perhatikan adalah masa tidur. Tidurlah kapanpun ibu bisa. Tidurlah saat
bayi sedang tidur. Di awal kehidupannya, bayi masih belum memiliki pola
tidur yg teratur. Sehingga waktu malam ia masih memungkinkan sering
bangun dan memotong waktu tidur ibu di malam hari. Karena itu tidurlah
saat bayi sedang
tidur. Saat bayi tidur, biasanya ibu memanfaatkannya utk menelpon,
menulis, mengerjakan pekerjaan rumah dsbnya. Padahal inilah waktu yg
tepat utk ibu banyak beristirahat. Mungkin tidak mudah utk ibu tidur
saat bayi tidur. Terutama jika tidak alma kemudian bayi bangun. Namun
seiring waktu ibu akan terbiasa beristirahat dan mengikuti ritme bayi.
Percayalah ibu akan mendapatkan banyak manfaat dengan istirahat banyak.
Apalagi tubuh ibu butuh memulihkan
kondisi pasca melahirkan.
Agar produksi ASI selalu optimal
Menyeimbangkan
urusan menjaga produksi ASI agar terus optimal, menyusui dan mengurus
keluarga adalah hal yg tidak mudah. Setiap hari ibu harus memenuhi
kebutuhan bayi, keluarga dan diri sendiri. Terkadang sulit sekali bagi
ibu utk membagi perhatian dan menyeimbangkan semua urusan. Jika hal ini
terjadi, cobalah utk selalu mengingat bahwa ibu telah
memberikan yg terbaik utk keluarga ibu sesuai dengan kemampuan ibu.
Jangan pernah emaksakan diri sendiri. Anda akan kelelahan jika berusaha
memaksakan diri. Akibatnya produksi ASI juga tidak optimal. Bersikap
ariflah dalam melalui proses ini. Ingatlah, anda butuh waktu banyak utk
mencintai bayi anda, sosok mungil yg baru lahir dan butuh waktu singkat
sebelum ia tumbuh
besar.
sumber http://keluargasehat.wordpress.com